31 Dec NORMAL BARU 2021
2021 sudah memasuki ujung usianya. Seringkali banyak dari kita akan membuat rekap hasil ataupun resolusi untuk tahun berikutnya. Entahlah ini nantinya akan menjadi tulisan yang seperti apa. Bukan, ini bukan artikel opini yang seperti biasanya kalian baca atas nama saya hehehe. Tulisan ini adalah sekadar cerita 2021 yang akan segera usai kisahnya.
Banyak hal dicapai, tak sedikit pula yang masih belum tersampai. Selalu demikian ceritanya. Alhamdulillahnya masih diberi banyak kesempatan untuk bisa jalan-jalan di tengah pandemi yang disini istilah pembatasannya berganti2 pula. PPKM Mikro, PPKM darurat, PPKM nataru, apalagi? Sejak awal tahun kesempatan jalan-jalan masih bisa dilakukan. Kembali ke tempat yang saya kira sudah tidak akan dikunjungi lagi pada tahun ini. Nyatanya, Lamandau masih jadi rujukan di awal tahun ini. Lanjut ke belahan lain dari Kalimantan. Kesempatan ke Balikpapan kembali hadir setelah 3 tahun lebih yang lalu punya kesempatan untuk mencipi pertama kali terbang dengan pesawat pun ke kota ini. Rasanya masih sama. Menikmati setiap sudut Bandara Sepinggan, barangkali siapa yang pernah melalui bandara ini pasti tau bagaimana bagusnya disana. Sesuai dengan tagline nya, Balikpapan Beriman yang kini bertransformasi menjadi Balikpapan Nyaman. Meskipun pada kisah tahun ini berangkat dengan sedikit drama sebelum subuh ketika berangkat menuju bandara juanda.
Kalau cerita soal perjalanan naik pesawat di tahun ini, paling menarik tentu perjalanan ke Lamandau pada saat setelah lebaran. Prank hadir ketika berada di counter check in Bandara Juanda. Kala itu saya dan Mas Wildan yang ditugaskan berangkat, ternyata di tolak berangkat karena perkara persyaratan penerbangan yang mewajibkan PCR ke Kalimantan, sementara kami hanya menggunakan antigen. Jadilah kita berputar di Surabaya untuk mencari PCR tercepat dengan konsekuensi reschedule jadwal penerbangan mulanya pagi dari Surabaya – Pangkalanbun menjadi sore hari Surabaya – Palangkaraya. Sudah selesai? Tentu tidak. Butuh waktu 10 jam darat dari Palangkaraya menuju Lamandau dari sekitar jam 16.30 sampai dengan 02.30, dengan acara yang harus dihadiri jam 8 pagi.
Perjalanan yang berulang pada tahun ini selain Lamandau adalah Kota Magelang hehehe. Perjalanan yang membuat saya bisa mampir ke Jogja yang katanya istimewa. Memang sih istimewa, kan nama nya saja Daerah Istimewa Yogyakarta. Kota Magelang yang dekat tapi terasa tidak jauh, jauh tapi terasa dekat dengan segala ceritanya. Kisah yang akhirnya membuat saya mendapatkan kesempatan untuk menjejakkan kaki di ibukota untuk mendampingi walikotanya disana.
Kerja kerja kerja. Apa tidak ada healing nya? Ada dong. Healing terjauh tahun ini jatuh kepada pulau kalimantan lagi. Menginjakkan kaki di perbatasan Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Masih juga mengulang cerita tahun lalu untuk melewati jalan tak beraspal. Ditambah main ke air terjun yang harus melewati kebun terlebih dahulu selama 2 jam. Alias hutan wkwk. Healing yang banyak cerita dibaliknya. Healing yang hampir tak tersampai karena gagal berangkat. Hmm.. entahlah, hampir gagal berangkat, tidak diizinkan berangkat, atau lebih ke rekomendasi tidak berangkat. Segarnya air terjun, jalan kaki 2 jam, pulang gelap2 an saat magrib sampai isya dengan kondisi hujan deras. Terbayang? Ah nanti saja coba sendiri kesana hehe…
Yaa… itu sedikit banyak cerita jalan-jalan di era normal baru 2021. Semoga masih bisa diberi kesempatan jalan-jalan lagi tahun 2022. Banyak yang tak terungkap dicerita ini. Masih ada cerita kecil Tulungagung, Probolinggo, dan lain sebagainya. Mungkin tahun depan saya akan cerita tentang perjalanan kesana? Tunggu saja ya…
Apa hanya jalan2 di 2021? Hmm… Alhamdulillah sih sekali diberi kesempatan untuk berbagi di Smart Discussion Series yang membahas tentang penguatan reformasi birokrasi melalui tatalaksana dan pelayanan publik. Itu aja ya. Mau tau isinya bisa browsing di youtube wkwk…
2021 sudah selesai… Yang patah tumbuh, yang hilang berganti. Kecuali frame kacamata kalau patah ya, gabisa tumbuh wkwk… See you 2022!!!
No Comments